"Yo... Kau itu Charanko dari Perguruan Tinju Aliran Air Pemecah Batu, kan?"
Saat asyik melihat daftar, seseorang tiba-tiba saja masuk ke ruangan itu tanpa mengetuk pintu. Seorang pria besar berwajah tebal, dengan dagu rapat berotot: Si Muka Asam.
"Gawat.. Ada kenalannya..." ucap Saitama dalam hati, sambil menutupi rapat-rapat wajahnya dengan kertas yang ia bawa. Mau bagaimana lagi, ia cuma menyamar.
"Ada apa, apa kau sudah lupa denganku, Charanko? Apanya yang Aliran Air Mengalir?"
Nah, mulai dari sini, ceritanya direvisi. Si Muka Asam mendekati Saitama dan duduk di sebelanya, "Tak heran juga sih, dari dulu kau memang suka gugup. Kau selalu saja kesulitan kalau berurusan denganku." ucapnya.
"Apa kau tahu alasan kenapa aku ikut serta dalam turnamen ini?" Si Muka Asam bertanya dan menjawabnya sendiri, "Alasannya ada dua.."
"Master Bang pernah mengikuti Turnamen Super Fight ini untuk mempromosikan dojonya, dan ia menang. Turnamen ini merupakan tempat yang tepat untuk mempromosikan sebuah nama aliran bela diri."
"Lalu enam bulan yang lalu, sesuatu terjadi. Kontestan bertopeng yang menyebut dirinya sendiri sebagai Wolfman memenangkan turnamen. "
"Panitia menemukan Wolfman yang asli sudah dihajar dan dimasukkan ke dalam loker peserta. Dan sampai saat ini, mereka masih mencari siapa sebenarnya pemenang yang berada di balik topeng Wolfman waktu itu.."
"Kedegarannya ini akan jadi cerita yang panjang..." ucap Saitama dalam hati. Tapi ia berusaha sebisa mungkin untuk tetap nyambung dalam percakapan. "Heh, begitu ya... Aku penasaran siapa ya dia kira-kira.."
"Karena insiden itu," ucap Si Muka Asam, "Sekarang menggunakan nama palsu atau penyamaran itu dilarang. Dan kau malah memalsukan nama perguruanmu sendiri... Bisa jadi ini akan masuk ke zona abu."
"Begitu ya... Tidak heran sih, mereka pasti akan marah kalau sampai ada orang yang menyamar sebagai orang lain..." ucap Saitama, masih mencoba untuk nyambung dalam percakapan, dan masih menutupi wajahnya.
"Tidak sesederhana itu, masuk ke turnamen dan bertindak sesukanya. Kalau kali ini hal seperti itu sampai terjadi lagi, mereka akan memanggil polisi."
Mendengar itu Saitama langsung keringetan.
Meski wajahnya ditutupu, Si Muka Asam masih bisa melihatnya dari samping. "Ada apa denganmu? Wajahmu penuh keringat, jangan-jangan kau juga..."
"...Kau juga sudah sadar ya siapa si penyamar itu? Ya, aku juga menyadarinya." ucap Si Muka Asam. "Aku menonton rekaman pertarungannya berkali-kali dan akhirnya sekarang aku bisa memastikannya. Dari teknik yang digunakannya... Pria dibalik topeng itu tak salah lagi adalah Garou."
"Timingnya juga sangat pas, itu terjadi tepat setelah ia meninggalkan dojo. Jadi pasti tak salah lagi." ucap Si Muka Asam.
Saitama malah bersyukur karena identitasnya untuk saat ini masih aman. "Fiuh... Aku selamat. Tapi uh, lagi-lagi nama itu muncul..."
"Kali ini," ucap Si Muka Asam, "Aku akan menganggap kalau musuhku itu Garou dan memenangkan turnamen ini. Dengan begitu, jika suatu hari nanti aku harus berhadapan dengan Master Bang ataupun Garou, aku tak akan merasa terintimidasi.."
Saitama masih terus menutupi wajahnya.
"Di sisi lain," ucap Si Muka Asam lagi, "Kau malah bersembunyi dari teknikmu sendiri. Apa kau melakukan ini diam-diam di belakang Master Bang? Kukuku... Orang lemah sepertimu ikut serta dalam Super Fight? Ingin jadi kelinci percobaan jurus musuh di atas ring ya?"
"Kudengar kau menjadi murid nomor satu Master Bang, tapi jangan terlalu percaya diri. Setelah Garou diusir dari dojo, harusnya aku yang berikutnya berada di puncak. Dan meski aku sudah membuat Aliran Wajah Asam, orang itu terus memburu kami di dalam dojo. Kalau saja dia tak ada... Sial..."
"Waktu itu kau bolos jadi kau selamat, dan kejadiannya saat Master sedang pergi..."
Waktu itu, di perguruan Bang, para murid sedang berlatih. Dan waktu itu, jumlahnya masih sangat banyak. Di antara mereka ada Garou dan juga Si Wajah Asam. Mereka berlatih, bergerak seirama... Sampai kemudian tiba-tiba saja Garou berhenti.
"Aku sudah muak.." ucapnya.
"Eh?"
"Sudah tak ada lagi yang bisa kupelajari di sini. Ayo kita bertarung secara sungguh-sungguh..."
Dan begitulah, setelah itu Garou menghajar semua murid Bang yang ada di tempat itu. Semuanya habis oleh dia seorang diri.
"Selama ini orang itu menyembunyikan niat aslinya, secara diam-diam mempertajam taringnya... Dia adalah pria berbahaya yang haus akan kekuatan. Pria seperti itu tak bisa dihadapi secara baik-baik. Aku tahu kalau suatu hari nanti ia akan diusir oleh Master, jadi aku terus bertahan selama yang kubisa..."
"Tapi pada akhirnya kau tetap keluar..." Saitama nyeletuk.
"Apa katamu!?"
"Berpura-pura melawannya? Bagiku itu terdengar seperti alasan yang menyedihkan. Charanko berani menantang Garou secara langsung seorang diri."
"Pada akhirnya, akulah yang akan memberi Garou pelajaran. Yah, dengan asumsi dia tak akan berhenti melakukan aksi Perburuan Hero..."
"Ngomong apa sih kau ini?" Si Wajah Asam tak terlalu jelas mendengar Saitama karena ia menutupi mulutnya dengan kertas.
"Sederhananya," ucap Saitama, "Pengecut yang kabur sepertimu harus berhenti berlagak sok senior.."
"Eh!?"
Si Wajah Asam pun kesal. "Kau... Jangan kau pikir aku akan melupakan apa yang baru saja kau katakan. Super Fight berlangsung selama sehari penuh. Kalau kita terus menang, maka pada akhirnya kita akan saling berhadapan. Dan saat hal itu tiba... Maka akan kutunjukkan padamu pertarungan yang sesungguhnya!"
Si Muka Asam pun keluar dengan menutup pintu keras-keras.
Brakkkk!!!
Setelah Si Muka Asam pergi, Saitama melepas rambut palsunya...
"Pertarungan yang sesungguhnya... Aku bahkan sudah lupa seperti apa rasanya."
sumber: Versi Teks dan Cerita Karangan - VersiTeks.com